Ancaman IMS-HIV Intai Generasi Muda

Manado, SulutEkspos.com – WHO memperkirakan terdapat 376 juta kasus baru infelsi menular seksual di tahun 2016.
Kasus IMS yang mencapai lebih dari 1 juta kasus per hari ini, meninbulkan kecemasan di kalangan pakar kesehatan. Ini berarti kesehatan reproduksi generasi muda, sedang diintai ancaman HIV, penyakit paling berbahaya di dunia.
Ancaman IMS HIV bagi generasi muda ini, disampaikan beberapa pakar kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado saat Penyuluhan: Gaya Hidup Remaja Sehat, Bebas Infeksi Menular Seksual dan HIV-AIDS di SMA N 9 Manado, Jumat (27/8/2021).
Menurut mereka, penularan IMS paling banyak akibat hubungan seksual bebas, (kelamin dengan kelamin, kelamin dengan anus, maupun kelamin dengan mulut). Atau ibu pengidap IMS bisa tularkan ke anak selama kehamilan dan persalinan atau melalui darah yang telah terkontaminasi IMS.
Jika tidak ditangani dengan baik, akan berdampak pada kesehatan reproduksi seperti infertilitas, kemandulan, bayi lahir dengan berat badan lahir rendah dan prematuritas, infeksi neonatal dan bayi, kehamilan ektopik, kanker ano-genital, serta berperan pula dalam transmisi infeksi HIV-AIDS.
“Usia remaja merupakan usia yang rentan terhadap IMS dan HIV- AIDS. Menurut data CDC dan UNAIDS (2019), sebagian kasus baru IMS serta 2 dari 7 kasus baru HIV ditemukan pada kelompok usia 15-24 tahun,” ujar Dr. dr. Nurdjannah Jane Niode, Sp.KK(K).
Dalam Penyuluhan Kesehatan via daring yang melibatkan 100 peserta SMA Negeri 9. Penyuluhan melibatkan para dokter dari Bagian Dermatologi dan Venereologi, Fakultas Kedokteran, Unsrat. Kepala Sekolah SMA N 9 Drs. Meidy R. Tungkagi, M.Si, dan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan serta beberapa orang guru pendamping ikut diskusi.
Yaitu Dr. dr. Nurdjannah Jane Niode, Sp.KK(K) dan dr. Tara Sefanya Kairupan, M.Kes, PhD, dosen di Bagian Dermatologi dan Venereologi, Fakultas Kedokteran, Unsrat Manado.
Keduanya memberi ceramah tentang: (1) Definisi IMS dan HIV/AIDS, (2) Jenis IMS, (3) Cara penularan, (4) Tanda dan gejala, (5) Bahaya IMS dan HIV/AIDS bagi remaja, dan (6) Bagaimana mencegah IMS dan HIV/AIDS dengan berperilaku hidup sehat.
Kegiatan penyuluhan berjalan lancar, para peserta mengikuti dengan seksama, serta sangat antusias mengajukan berbagai pertanyaan saat diskusi.
“Kegiatan seperti ini tidak berhenti sampai di sini, terus berlanjut serta menjangkau lebih banyak remaja dan pelajar agar terhindar dari IMS dan HIV/AIDS, sehingga dapat tumbuh dan berkembang menjadi remaja Indonesia yang sehat berkualitas, calon pemimpin bangsa ke depan,” tambah dr Tara. (***)